Showing posts with label Pendahuluan. Show all posts
Showing posts with label Pendahuluan. Show all posts
S I T U A S I
Posted by
Admin
Labels:
Pendahuluan
Kemanuasian tertidur, hanya terpaku pada hal yang tidak bermanfaat, hidup di dunia yang keliru. Percaya bahwa orang bisa mengatasinya, hal itu hanyalah kebiasaan dan penggunaan, bukan agama. "Agama" ini tidak layak ...
Jangan mencela Orang-orang Tarekat, lebih baik perbaikilah dirimu.
Engkau memiliki pengetahuan dari agama yang keliru jika engkau membelakangi Realitas.
Manusia melilitkan jaring bagi dirinya. Sementara seekor harimau (manusia Tarekat) menghancurkan kandangnya.
Jangan mencela Orang-orang Tarekat, lebih baik perbaikilah dirimu.
Engkau memiliki pengetahuan dari agama yang keliru jika engkau membelakangi Realitas.
Manusia melilitkan jaring bagi dirinya. Sementara seekor harimau (manusia Tarekat) menghancurkan kandangnya.
(Guru Sufi Sanai dari Afghanistan, gurunya Rumi, dalam The Walled Garden of Truth ditulis pada tahun 1131 M).
Saturday, July 04, 2009 | 0 Comments
Biography Idries Shah
Posted by
Admin
Labels:
Idries Shah,
Pendahuluan
Idries Shah, yang nama lengkapnya Nawab-Zada Sayyid dries Shah al-Hasyimi, adalah Syekh Besar (Syekh al-Kabir) Sufi dan anak sulung Nawab asal Sardana, dekat Delhi di India. Keluarganya berasal dari keluarga Kerajaan Pagham di Hindu-Kush, yang nenek moyangnya memerintah sejak 1221. Idries Shah dilahirkan di Simla-Himalaya dan menetap di London. Ia mengarang beberapa buku tentang mistik-tasawuf, diantaranya Mahkota Sufi (The Sufis) dan Jalan Sufi (The Way of the Sufi), kumpulan cerita sufi, serta karya-karya lainnya.
Tribute to Idries Shah 1924-1996
Dari Wikipedia :
Idries Shah (16 June, 1924–23 November, 1996) (Persian: ادریس شاه), also known as Idris Shah, né Sayed Idries el-Hashimi (Arabic: سيد إدريس هاشمي), was an author and teacher in the Sufi tradition who wrote over three dozen critically acclaimed books on topics ranging from psychology and spirituality to travelogues and culture studies.
Born in India, the descendant of a family of Afghan nobles, Shah grew up mainly in England. His early writings centred on magic and witchcraft. In 1960 he established a publishing house, Octagon Press, producing translations of Sufi classics as well as titles of his own. His most seminal work was The Sufis, which appeared in 1964 and was well received internationally. In 1965, Shah founded the Institute for Cultural Research, a London-based educational charity devoted to the study of human behaviour and culture. A similar organisation, the Institute for the Study of Human Knowledge (ISHK), exists in the United States, under the directorship of Stanford University psychology professor Robert Ornstein, whom Shah appointed as his deputy in the U.S.
In his writings, Shah presented Sufism as a universal form of wisdom that predated Islam. Emphasising that Sufism was not static but always adapted itself to the current time, place and people, he framed his teaching in Western psychological terms. Shah made extensive use of traditional teaching stories and parables, texts that contained multiple layers of meaning designed to trigger insight and self-reflection in the reader. He is perhaps best known for his collections of humorous Mulla Nasrudin stories.
Shah was at times criticised by orientalists who questioned his credentials and background. His role in the controversy surrounding a new translation of the Rubaiyat of Omar Khayyam, published by his friend Robert Graves and his older brother Omar Ali-Shah, came in for particular scrutiny. However, he also had many notable defenders, chief among them the novelist Doris Lessing. Shah came to be recognised as a spokesman for Sufism in the West and lectured as a visiting professor at a number of Western universities. His works have played a significant part in presenting Sufism as a secular, individualistic form of spiritual wisdom.
Friday, July 03, 2009 | 0 Comments
Sebuah Pengantar - Jalan Sufi ( Reportase Dunia Ma'rifat )
Posted by
Admin
Labels:
Pendahuluan
Sufi adalah orang yang mengerjakan sesuatu sebagaimana orang lain mengerjakan --jika diperlukan. la juga orang yang mengerjakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan orang lain --jika diminta.
Nuri Mojudi
Banyak orang mengaku dibingungkan oleh kebiasaan (adat) Sufi, dan terpaksa sampai pada suatu keputusan bahwa mereka memang ingin dibingungkan. Lainnya, dengan berbagai alasan yang lebih jelas, menyederhanakan sesuatu yang demikian luas, sehingga 'Sufisme' hanya semacam pemujaan cinta, meditasi atau sesuatu yang dipilih secara seimbang.
Namun dengan suatu ketertarikan yang netral, dan mengetahui macam-macam tindakan Sufi, seseorang dapat melihat karakteristik umum yang bercahaya di wajahnya.
Para guru (para bijak), sekolah-sekolah, para penulis, ajaran-ajaran, humor-humor, sejumlah mistisisme dan rumusan-rumusan Sufi, semuanya berkait dengan relevansi sosial dan psikologi pemikiran manusia.
Menjadi orang yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, Sufi membawa pengalamannya ke dalam kultur, negara dan iklim di mana ia tinggal.
Kajian tentang kegiatan Sufi dengan kultur yang terpisah, hanya bernilai bagi mereka yang bekerja pada bidang keilmuan sempit. Menganggap kegiatan Sufi bersifat keagamaan semata, literatur, atau fenomena filosofis, akan menghasilkan penerjemahan terbalik tentang jalan Sufi. Begitu juga mencoba mengintisarikan teori atau sistem, serta berusaha mengkajinya secara terpisah, hanya merupakan kesia-siaan komparatif.
"Jalan Sufi" ini dirancang untuk mengemukakan gagasan-gagasan, tindakan dan laporan (kisah-kisah) Sufi; bukan untuk obyek mikroskop atau benda-benda museum, melainkan dalam relevansinya dengan komunitas sekarang --atau apa yang kita sebut dunia kontemporer.
London, 1968
Idries Shah
Sumber : Pustaka Online Media ISNET
Namun dengan suatu ketertarikan yang netral, dan mengetahui macam-macam tindakan Sufi, seseorang dapat melihat karakteristik umum yang bercahaya di wajahnya.
Para guru (para bijak), sekolah-sekolah, para penulis, ajaran-ajaran, humor-humor, sejumlah mistisisme dan rumusan-rumusan Sufi, semuanya berkait dengan relevansi sosial dan psikologi pemikiran manusia.
Menjadi orang yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, Sufi membawa pengalamannya ke dalam kultur, negara dan iklim di mana ia tinggal.
Kajian tentang kegiatan Sufi dengan kultur yang terpisah, hanya bernilai bagi mereka yang bekerja pada bidang keilmuan sempit. Menganggap kegiatan Sufi bersifat keagamaan semata, literatur, atau fenomena filosofis, akan menghasilkan penerjemahan terbalik tentang jalan Sufi. Begitu juga mencoba mengintisarikan teori atau sistem, serta berusaha mengkajinya secara terpisah, hanya merupakan kesia-siaan komparatif.
"Jalan Sufi" ini dirancang untuk mengemukakan gagasan-gagasan, tindakan dan laporan (kisah-kisah) Sufi; bukan untuk obyek mikroskop atau benda-benda museum, melainkan dalam relevansinya dengan komunitas sekarang --atau apa yang kita sebut dunia kontemporer.
London, 1968
Idries Shah
Sumber : Pustaka Online Media ISNET
Thursday, July 02, 2009 | 0 Comments
Subscribe to:
Posts (Atom)

