Ketika Hamba dan Tuan Saling Berhadapan
Posted by
Admin
Labels:
Artikel
Apabila wujud makhluk 'bersatu' dengan wujud Khaliq maka wujud keduanya tidak lagi dapat dipisahkan. Pada hakikatnya mereka adalah Wujud Yang Satu jua.
Apabila semua hubungan dengan dunia telah diputus oleh seorang hamba yang telah 'bersatu' dengan Allah, maka ia akan menerima kekudusan atau kesucian yang kekal, di mana tidak ada cacat dan cela. Mereka akan menjadi orang yang dipilih oleh Tuhan, seperti yang ada dalam firman-Nya, "Mereka itu adalah penghuni surga dan mereka kekal di dalamnya" (Al-Araf. 42).
Tidak seorangpun dapat menjadi penghuni surga, melainkan sesuai dengan syarat-syaratnya. Kemudian Allah menyebutkan siapa sebenarnya mereka, sesuai dengan bunyi firman-Nya:
“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh" (Al-Araf.. 42).
Syarat itu memang terasa berat bagi orang yang jauh dari Tuhannya, tetapi sangat ringan bagi mereka yang sudah Tuhan Penciptanya melalui hakikat pengenalan, yakni makrifat. Walau demikian, Allah Swt. Maha Pengasih. Dia tidak akan membebani hamba-Nya dengan kewajiban, melainkan sekadar yang mampu dilakukannya. Kewajiban yang diberikan Allah itu berbeda-beda untuk setiap manusia, sesuai dengan pakaian makrifatnya masing-masing.
Allah berfirman:
"Kami tidak memikulkan kewajiban kepada seseorang, melainkan sesuai dengan kemampuannya" (Al-Araf. 42).
Dalam memikul tugas dan kewajibannya terhadap Tuhan Sang Pencipta, mereka harus mengimbanginya dengan banyak bersabar dan berhati teguh, baik dalam keadaan sadar atau tidak, namun yang pasti, Allah selalu bersama mereka yang bersabar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment