feedburner
Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

feedburner count

Keterbatasan Pendekatan Kontemporer Terhadap Sufisme

Labels:

Masalah besar dari persoalan ini adalah kuatnya tendensi dewasa ini untuk menempatkan orang, benda, gagasan, kedalam kategori-kategori spesialis. Kategori-kategori ini mungkin memang baik --siapa yang dapat meninggalkannya?-- tetapi ketika suatu persoalan yang tengah dipelajari dan hanya terdapat satu pilihan penamaan terbatas yang ditawarkan, pengalaman ini barangkali seperti apa yang pernah dikatakan Henry Ford bahwa, "Anda dapat memiliki mobil dengan warna apa pun, asal saja itu adalah warna hitam." Dalam persoalan ini, dimana si peneliti sendiri bahkan mungkin tidak menyadari --keterikatannya dengan beberapa kategori-- sesuai dengan kaum Sufi yang berusaha menyampaikan gagasan-gagasannya di luar kondisi ideal.

Berikut ini contoh ilustratif, dipilih dari pengalaman yang disebut terakhir. Hal tersebut diberikan karena secara insidental --dan tidak dalam suatu 'sistem' yang dipaksakan-- akan menjelaskan kepada kita sesuatu tentang pemikiran Sufi.

Dalam buku "The Sufis" (NewYork, 1964; London, 1969) yang belakangan disebutkan, diantara banyak yang lain, bahwa gagasan-gagasan Sufi dan bahkan teks literal telah dipinjam atau terdapat dibelakang teori-teori, organisasi dan ajaran-ajaran dari berbagai aspek seperti Keksatriaan dari St. John of the Cross, St. Teresa dari Avila, Roger Bacon, Geber, bapak kimia Barat --nama keluarga kaum Sufi-- Raymond Lully the Majorcan, Guru Nanak, pendiri Sikhisme, Gesta Rumanorum, juga ajaran-ajaran kaum Veda dalam Hindu. Prosedur-prosedur psikologi tertentu yang buruk juga telah memasuki literatur Barat tentang magis dan okultisme, sebagaimana gagasan dan proses psikologis yang legitimatif, kadang dianggap sebagai penemuan-penemuan paling baru.

Apa yang barangkali lebih mengherankan, ketika melihat persoalan dalam pengkajian atas gagasan-gagasan Sufi adalah, perlakuan yang diberikan kepada mereka oleh orang-orang yang, jika tidak para ahli dalam bidangnya, boleh jadi telah membiasakan diri mereka sendiri dengan sumber-sumber akademis yang tersedia. Karena itu, menggunakan atau mengambil suatu contoh bukan suatu kecenderungan yang tidak lazim di Barat, kita temukan seorang Profesor yang menulis tentang filosuf Timur, dimana dari hampir seratus ribu kata, hanya sekitar tigaratus kata (satu halaman dari tigaratus halaman lebih) yang berkaitan dengan kaum Sufi. Meski kenyataannya penulis yang sama telah menerbitkan sebuah karya (buku) tentang filosuf Barat, kedua tipe pemikir tersebut terpengaruh oleh sumber-sumber Sufi. Pengaruh ini tidak pernah disebutkan. Seorang filosuf Inggris yang mengagumkan, Bertrand Russell, juga menulis sebuah buku yang luar biasa, Wisdom of the the West, dimana pemikir-pemikir Barat yang berhubungan dengan pemikiran Sufi disebutkan secara jelas, tetapi tidak disebutkan di mana kaum Sufi atau Sufisme dapat ditemukan.

Sumber : Pustaka Online Media ISNET



0 comments:

Post a Comment

Post a Comment

Anda tidak menemukan apa yang Anda cari di sini? Cobalah Cari dengan menggunakan Google Search di bawah ini :
Religion Blogging Blogs - BlogCatalog Blog Directory blogville